Thursday, 15 December 2016

MEMBANGUN MINDSET SPIRITUAL, PRIBADI SMART DAN POWERFUL BERLANDASKAN ASMAUL HUSNA

MEMBANGUN MINDSET SPIRITUAL, PRIBADI SMART DAN POWERFUL BERLANDASKAN ASMAUL HUSNA

Apabila kita renungkan, doa yang mungkin tidak pernah kita tinggalkan sehabis sholat fardlu adalah doa sapu jagad:
ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار
dalam doa ini tercakup tiga hal yaitu (l)fiddunya hasanah dapat berarti hidup di dunia bahagia, tidak banyak masalah, tenteram dan termasuk sukses dalam karir, (2) fil akhirati hasanah berarti selamat dan bahagia di akhirat, dan (3) bebas dari siksa neraka. Der.gan kata lain, Al-Qur'an menganjurkan kita sebagai orang mukmin untuk hidup optimis dan selalu waspada agar tidak sampai berbuat yang merugikan diri kita maupun orang lain.
Contoh kesuksesan dalam dunia pendidikan adalah loncatan progresif Qatar tentang Al-Madinah Al- Ta 'limiyah (Education City) di Doha (Shihab, 23 Oktober 2003) yang membuat penulis melayang jauh berangan-angan andai saja Pasuruan bisa menyusul. Betapa tidak pada tanggal 13 oktober 2003, Qatar menunjukkan kepada dunia tekad negeri itu untuk mengembalikan kejayaan Islam di bidang ilmu pengetahuan dengan melakukan launching pembukaan inagurasi Kota Pendidikan di Doha.
Menurut Kepala Negara Qatar, Shaikh Hamad bin Khalifah Al-Thani, inagurasi Kota Pendidikan ini lebih signifikan dari proyek ekonomi atau industri betapapun besarnya, karena pada hakikatnya Kota Pendidikan merupakan pilar dan fondasi yang akan menunjang keberhasilan proyek-proyek di masa depan; oleh karena tiada suatu pendidikan yang berarti tanpa tujuan kemanusiaan. Selanjutnya, juga untuk menunjukkan betapa Islam menganjurkan umat manusia untuk menimba ilmu   sedalam-dalamnya demi kesejahteraan manusia. Islam telah menjadikan pendidikan yang bermafaat sebagai kewajiban. Kota Pendidikan ini diharapkan dapat menjadi sentral ilmu dan riset yang dapat dimanfaatkan oleh siapa pun yang dapat menimba dari hasil produknya.
Inagurasi ini didahului dengan peresmian kerjasama bidang pendidikan dan riset antara Yayasan Qatar Foundation dengan beberapa institusi pendidikan terkemuka duma, antara lain Rand Center for Middle East Public Policy; Cornell Medical College, USA, Texas A & M University, USA, dan The Virginia Commenwealth University School of Arts. Keempat institusi pendidikan di atas diakui sebagai institusi papan atas di bidangnya. Dengan kerjasama ini Kota Pendidikan Qatar telah siap mengoperasikan empat kampus sekaligus yang dilengkapi dengan fasilitas dan staf pengajar sesuai dengan standar induknya di Amerika Serikat.
Angan-angan penulis untuk Kabupaten Pasuruan seperti itu memang indah. tetapi masih terlalu jauh untuk dapat diwujudkan, karena persiapan SDM dan fasilitas masih jauh dari memadai. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis hanya ingin mencoba untuk menawarkan gagasan pengembangan yang lingkupnya sangat kecil, apabila dibandingkan dengan Qatar, yaitu bagaimana menjadikan Madrasah-madrasah Ibtidaiyah di Pasuruan sebagai The Center of Exellence atau Pusat Unggulan di bidang pendidikan terutama di daerahnya sendiri.
Tulisan ini difokuskan pada usaha peningkatan kualitas SDM untuk membangun mindset spiritual, pribadi smart dan powerful berlandaskan Asmaul Husna bagi para kepala Madrasah Ibtidaiyah. Oleh karena itu, di bawah ini disajikan (a) kepelayanan, (b) motto, (c) Asmaul Husna, (d) sifat dan tugas pemimpin, (e) penutup.
  1. Kepelayanan
Untuk memulai bagian ini, ada baiknya disebutkan sebuah Hadis Nabi Muhammad saw: خير اناس انفعهم للناس artinya “Orang yang paling baik adalah yang paling banyak berjasa kepada orang lain.” Hadis ini dapat dimanfaatkan untuk urusan dunia atau akhirat, perorangan maupun kelompok, tujuan bisnis ataupun kemasyarakatan. Untuk menjadi yang terbaik diperlukan kepelayanan yang maksimal. Yang dalam bahasa Hermawan Kartajaya (2001:xv-xvi) suatu perusahaan harus menjadi the real service company yang semua prosesnya teiutama cross-functional processes harus berlangsung cepat, efektif dan efisien. Tanpa menjadi the real service company citra merek yang disandang akan luntur karena lingkungan bisnis berubah terus, pesaing bergerak dan konsumen akan menuntut nilai yang besar terus menerus.
Sebagai lembaga yang bergerak di bidang jasa, MI perlu menjadikan dirinya sebagai the real service company apabila ingin menjadi the Centers of excellence atau Pusat Unggulan dalam bidang pendidikan. Menurut Tampubolon (2001:142—154), empat nilai hakikat hubungan pelayan-pelanggan perlu difahami dan diterapkan oleh semua unsur yang terlibat, yaitu (1) saling membutuhkan, (2) saling memahami, (3) saling melayani dengan sebaik-baiknya, dan (4) kebersamaan. Kepelayanan bermutu mcmiliki implikasi bahwa setiap pelayan harus mengenal pelanggannya sebaik mungkin dan mengetahui kebutuhannya secara objektif dan tepat. Dengan demikian dia dapat mengetahui kebutuhan itu dengan sebaik-baiknya. Dengan kata lain, para pejabat stmktural muLai kepala sekolah, wakil kepala sekolah wali kelas, guru, petugas administiasi sampai tukang kebun harus berusaha keras untuk melayani siswa dan masyarakat sebaik-baiknya, karena siswa dan masyarakatlah sesungguhnya yang menjadi the real boss.
Membayangkan masa depan secara umum memang perlu. Tetapi, lebih perlu lagi melakukan industry foresight. Karena itu dianjurkan agar Madrasah Ibtidaiyah selalu melihat perkembangan teknoiogi yang sangat mempengaruhi dunia pendidikan. Sebab teknologi generasi berikutnya, menurut Kartajaya (2001:12-13), akan bisa mengubah “aturan main” yang ada. Siapa yang sudah bisa “melihat masa depan” punya peluang untuk mempersiapkan diri lebih baik. Perubahan-perubahan yang terjadi dapat dilihat dari tiga aspek yang sangat mempengaruhi situasi persaingan, yaitu teknoiogi, ekonomi, dan pasar. Apabila kita melihat bagaimana Alvin Toffler membagi gelombang-gelombangnya, dia sebenarnya menggunakan teknoiogi sebagai variabel utama. Era nomadic beralih ke era pertanian ketika alat-alat pertanian ditemukan, era industri dimulai ketika alat-alat industri mulai dipakai, dan era informasi dimulai ketika alat-alat pengolah serta penyalur informasi mulai digunakan.
Mari kita perhatikan Madrasah Ibtidaiyah kita masing-masing. Apabila kita ingin menuju the real service company untuk menggapai the Centers of excellence atau Khaind Madarist maka perlu ditindakJanjuti dengan perencanaan yang matang dan pelaksanaan yang serius yang implementasinya perlu memperhatikan tiga elemen penting yang bisa memberikan nilai untuk kcnsumen, siswa dan masyarakat, yaitu: brand, service, dan process yang menurut Hermawan Kartajaya merupakan tiga sila dari pengertian marketing (2001 :xvi)..
  1. Motto
Sebagai landasan perubahan ke arah positif, berikut ini disajikan pandangan Alvin Toffler (Harefa 2010: vii) dan motto warga Nahdlatul Ulama.

The illiterate of the 21st century
Will no be those who cannot read and write,
But those who cannot learn, unlearn, and relearn.

Mereka yang buta huruf di abad 21
Bukanlah orang yang tidak bisa membaca dan menulis,
Melainkan mereka yang tidak dapat belajar,
Melepaskan pelajaran yang kadaluarsa, dan belajar kembali.
- ALVIN TOFFLER

Motto warga Nahdlatul Ulama:
المحافظة على القديم الصلح
والأخذ بالجديد الأصلح
Melestarikan tradisi lama yang baik
dan mengadopsi hal baru yang lebih baik

  1. Asmaul Husna
Asmaul Husna sebanyak 99 nama-nama yang terindah bagi Allah swt yang diambil dari Hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah berikut ini.
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ لله تَعَلَى تِسْعَةٌ وَتِسْعِيْنَ اِسْمَاً مِنْ اَحْصَاهَا دَخَلَ اْلجَنَّةَ هُوَ اللهُ الَّذِيْ لَاإِلَهَ إِلَا هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيْـمُ اْلمَلِـكُ اْلقُـدُّوْسُ السَّلاَمُ الْمُـؤْمـِنُ الْمُهَيْمِـنُ الْعَـزِيْزُ الْجَـبَّارُ مُـتَكـَبِّرُ الْخَالِـقُ الْبَـارِئُ الْمُصَوِّرُ الْغَـفَّـارُ الْقَـهَّـارُ الْوَهَّابُ الرَّزَّاقُ الْفَــتَّاحُ الْعَـلِيْمُ الْقَابـِضُ الْبَاسِطُ الْخَافِـضُ الْرَافِـعُ الْمُـعِـزُّ الْمُـذِلُّ الْسَامِـعُ الْبَصِـيْرُ الْحَكَـمُ الْعَدْلُ الْلَطِـيْفُ الْخَبِـيْرُ الْحَـلِيْمُ الْعَـظِيْمُ الْغَـفُوْرُ الْشَكُوْرُ الْعَلِـيُّ الْكَبِيْرُ الْحَـفِيْـظُ الْمُقِيْتُ الْحَسِيْبُ الْجَلِيْـلُ الْكَـرِيْمُ الرَّقِـيْبُ الْمُجِيْبُ الْوَاسِعُ الْحَكِـيْمُ الْوَدُوْدُ الْمَجِـيْدُ الْبَاعِثُ الْشَهِـيْـدُ الْحَـقُّ الْوَكِـيْلُ الْقَـوِيُّ الْمَتِـيْنُ الْوَلِيُّ الْحَـمِـيْدُ الْمُحْصِى الْمُبْدِئُ الْمُـعِيْدُ الْمُحْـيِى الْمُـمـِيْتُ الْحَيُّ الْقَـيُّوْمُ الْمَاجِـدُ الْوَاحِدُ الْاَحَـدُ الْصَمَـدُ الْقَـدِيْرُ الْمُقْتَـدِرُ الْمُـقَدِّمُ الْمُؤَخِّـرُ الْاَوَّلُ الْاَخِـــرُ الْظَاهِـرُ الْبَاطِـنُ الْوَالِى الْمُتَـعَـالِى الْبَـرُّ الْتَــوَّابُ الْمُنْتَـقِمُ الْعَـفُـوُّ الْرَؤُوْفُ مَالِــكُ الْمُـلْكِ ذَاالجْـَلاَلِ وَالاِكْرَامِ الْمُقْسِطُ الْجَامِـعُ الْغَـنِيُّ الْمُـغْـنِي الْمَانِــعُ الْضَـارُّ الْنَافِـعُ الْنُــوْرُ الْهَادِي الْبَدِيْـعُ الْبَاقِــى الْوَارِثُ الْرَشِـيْدُ الْصَبُوْرُ (صحيح الترمذي الجزء الثالث عشر صحيفة: 37-42)
Artinya: Dari Abu Hurairah beliau berkata: Bersabda Rasulullah SAW: "Bahwasannya Tuhan Allah mempunyai 99 nama, barangsiapa mengahafal semuanya akan dimasukkan ke dalam surga. 1. Allah (Tuhan), 2. Ar-Rahman (Pengasih), 3. Ar-Rahiim (penyanyang), 4. Al-Malik (Pemilik semuayang ada), 5. Al-Quddus (Bersih suci tak bercacat), 6. As-Salam (Penyelamat), 7. Al-Mu'min (Pemberi kemanan bagi hambnya), 8. Al-Muhaimin (Yang menyatakan dari-Nya Esa), 9. Al-'Aziz (Gagah tak terkalahkan), 10. Al-Jabbar (Kuat dan Gagah), 11. Al-Mutakabbir (Besar Gagah), 12. Al-Khalik (Pencipta makhluk), 13. Al-Bari' (Pembikin makhluk), 14. Al-Mushwwir (Pembentuk makhluk), 15. Al-Ghqffar (Pengampun dosa), 16. Al-Qohhar (Gagah perkasa), 17. Al-Wahhab (Pemberi), 18.Ar-Rozzaq (Pemberi rizki), 19. Al-Fattah (pembuka), 20. Al-'Alim (Tahu segala-galanya), 21. Al-Qabidh (Penahan), 22. Al-Basith (Pemberi rizki dengan mudah), 23. Al-Khafidh (Yang menurunkan), 24. Ar-Rqfi' (Yang mengangkat), 25. Al-Muiz (Yang member kemuliaan), 26. Al-Mudzil (Yang member kehinaan), 27. Al-sami' (Yang mendengar), 28. Al-Bashir (Yang melihat), 29. Al-Hakam (Bijaksana), 30. Al- 'Adl (Adil), 31. Al-Lathif (Halus), 32. Al-Khabir (Yang mengetahuiyang tersembunyi), 33. Al-Halim (Penyantun), 34. Al-'Adzim (Besar), 35. Al-Ghqfur (Pengampun), 36. As-Syukur (Pemberi upah), 37. AI-'AIi (Tinggi), 38. Al-Kabiir (Besar), 39. Al-Hqfidz (Pemelihara), 40. Al-Muqiit (Pemberi makan), 41. AI-Hasib (Penghitung), 42.' Al-Jalil (Bersifat kebearan), 43. Al-Karim (Yang mulia), 44. Ar-Raqib (Yang mengamat-ngamati), 45. Al-Mujib (Yangmemperkenankan do'a, 46. Al-Wasi' (Yang has ilmu-Nya), 47. Al-Hakim (Yang pintar), 48. Al-Wadud (penyayang), 49. Al-Majid (yang paling mulia), 50. Al-Ba'its (Yang membangkilkan), 51. Al-Syahid (Yang menghadm seluruhnya), 52. Al-Kaqqu (Yang teiap ada), 53. Al-Wakil (Yang menguruspekerjaan hamba-Nya), 54. Al-Qani (Kurt), 55. Al-Matiin (Kuat-kuat), 56. Al-Wali (Yang menjaga makhluk), 57. Al-Hamid (Yang dipuja), 58. Al-Mukhsi (Yang menghitugj, 59. Al-Mubdi (Yang menciptakan), 60. Al-Mu'id(Yang menghidupkan kembali), 61.'Al-Muhyi (Yang menghidupkan), 62. Al-Mumit (Yang mematikan), 63. Al-Hayyu Hnag hidup), 64. Al-Oayyum (Yang tegak), 65. Al-Wajib (Yang member sesuatu), 66. Al-Majid (Yang besar keadaan-Nya), 67. Al-Wahid (Tunggal), 68. Al-Shamad Clang dituju), 69. Al-Oadir (Yang kuasa), 70. Al-Muqtadir (Yang kuasa), 71. Al-Muqaddim (Yang mendahulukan), 72. Al-Muakhkhiru (Yang mengemudiankaiy, 73. Al-Awal (Yang qadim tak berpulaan), 74. Al-Akhir (Yang baqa selama-selamnya),   75. AI-Zhahir (Yang memeperlihatkan wujud-Nya dengan tanda-tanda-Nya), 76. Al-Bathin (Yang tersembunyi zat-Nya),   77. Al-Wali (Yang menguasai selurunya),   78. Al-Mutaali (Yang bersih dari sekalian sifat kekurangan), 79. Al-Barru (Yang banyak kebaikannya), 80. AtTanwwab (Penerima taubat), 81. Al-Muntaqin (Yang menghukum siapa yang patut dihukum, 82. Al- 'Afuw (Yang member maaf siapa yang patut dimaafkan), 83. A-Rauf (Besakasih saynag-Nya), 84. Al-Malikulmulki (Raja sekalian raja), 85. Dzauf jalaali wal ikraam (Mempunyai kebesarcm dait kemuliaan), 86. Al-Muqsith (Yang memperhatikan orang yang teraniaya), 87. Al-Jami 1 (Penghimpun makhluk hah kiamat), 90. A/-Man 'I (Yang meiarang), 91. Ad-Dharru (Yang memebri mudharat), 92. An-Nqfi' (Btiayak memebri manfaat), 93. An-Nur (Pemberi eahaya), 94. Al-Hadi (Pemberi petunjuk), 95. Al-BadV (Yang mengadakan sesuatu), 96. Al-Baqi (Yang kekal selama-lamtiya), 97. Al-Warist (Yang kekal sesudah semuanya habis), 98. Ar-Rasyid (Yang cerdik cendekia), 99. As-Shabur (Penyantun tak terburu-buru).

  1. Sifat dan Tugas Pemimpin
Apabila Asmaul Husna di atas direnungkan maknanya kemudian dimanfaatkan untuk membangun mindset spiritual, pribadi smart dan powerful bagi kepala Madrasah Ibtidaiyah, maka hal tersebut tidak jauh berbeda dengan sifat dan tugas pemimpin yang dipaparkan Taufiq (2004:37-41). Agar mampu melaksanakan tugasnya dengan baik dan sukses, seorang pemimpin harus memiliki beberapa sifat, diantaranya adalah,
  1. Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang cukup untuk mengendalikan perusahaannya. Semakin besar kemampuan dan pengetahuanya terhadap urusan perusahaan, pengaruhnya akan semakin kuat. Allah telah memberikan perumpamaan, "Maha suci allah yang ditangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha kuasa atas segala sesuatu" (al-Mulk; 1). Kekuasaan berada di tangan-Nya sehingga Dia mampu berbuat apa saja yang dikehendaki. Karena tidak ada yang mampu berbuat apa saja kecuali Allah. maka ayat ini dimulai dengan "tabaaroka" artinya Maha suci Allah. Dalam hal ini, kekuasaan manusia untuk mengendalikan perusahaan karena kemampuan dan ilmunya bukan berarti menyamai kekuasaan Allah yang menguasai seluruh langit dan bumi.
  2. Mempunyai keistimewaan yang lebih dibandmg dengan orang lain. Dalam kisah Thalut diceritakan,
".... Sesungguhnya Allah telah memilihnya menjadi rajamudan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa.... " (al-Baqarah; 247)
Yang membedakan Thalut dengan kaumnya tidak harus harta karena harta tidak dianggap sebagai hujjah (bukti) pengangkatan seseorang sebagai utusan Allah oleh para pembesar bani Israel ketika mereka berkata tentang Thalut,
“.... Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya sedang dia pun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak....” (al-Baqarah; 247)
  1. Memahami kebiasaan dan bahasa orang yang menjadi tanggung jawabnya. Allah berfirman,
وماارسلن من رسول الا بلسان قومه ليبين لهم
"Kami tidak mengutus seorang rosul pun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan jelas kepada mereka..."(Ibrahim; Selain itu, kebiasaan dan bahasanya juga harus jelas sehingga dapat difahami oleh orang lain, sebagaimana Musa a.s. memohon kepada Allah, "Dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku." (Thaahaa; 27-28).
  1. Mempunyai kharisma dan wibawa dihadapan manusia sebagaimana perkataan
kaum nabi Syu'aib a.s.
"Hai Syuaib, kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu katakan itu dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu seorang yang lemah diantara kami kalau tidak karena keluarga kamu tentulah kami telah merajam kamu sedang kamupun bukanlah seorang yang berwibawa disisi kami "(Huud;91)
Sebenarnya sudah cukup jika pemimpin itu dengan dipatuhi saja. Namun jika yang diberi tugas itu mempunyai wibawa pasti akan lebih mudah dan menambah lagi kepatuan terhadapnya.
  1. Konsekuen dengan kebenaran dan tidak mengikuti hawa nafsu. Demikianlah yang diperintahkan alJah kepada nabi daud a.s. ketika dia diangkat menjadi khalifah di muka bumi "Hai daud sesungguhnya kami menjadikan kamu kholifah ( penguasa ) di muka bumi maka berilah keputusan (perkara) diantara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan allah"(Shaad; 26)
  2. Bermuamalah dengan lembut dan kasih sayang terhadap yang dipimpinnya, agar orang lain simpatik kepadanya. Kasih sayang adalah salah satu sifat Rcsulullah saw. sebagaimana firman Allah berikut ini,
فبمأرحمة من الله لنت لهم ولو كنت فظا غليظ القالب لانفضوا من حولك
"Maka disebabkan rahmat dari Allahlah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu..." (Ali Imran; 159)
  1. Menyukai suasana saling memaafkan antara pemimpin dan pengikutnya, serta membantu mereka agar segera lepas dari kesalahan. Allah memerintahkan Rosulullah saw. "... karena itulah maafkannlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka..."(Ali Imran; 159). Bermusyawarah dengan para pengikutnya serta mintalah pendapat dan pengalaman mereka, seperti firman Allah berikut ini     ".... Dan bermusyawaralah dengan mereka dalam urusan itu .... "   (Ali Imran; 159).
  2. Menertibkan semua urusan dan membulatkan tekad untuk kemudian bertawakkal (menyerahkan urusan) kepada Allah. Firman Allah,
"... kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkalah kepada Allah....' (Ali Imran; 159)
  1. Membangun kesadaran akan adanya muraqabah (pengawasan dari Allah) hingga terbina sikap ikhlas di manapun, walau nun tidak ada yang mengawad kecuali Allah. Allah berfirman "(yaitu) orang-orang yang jika kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan sembahyang ...."   (al-Hajj; 41)
Kesadaran mereka ini dimulai dengan mendirikan sholat, atau menganjurkan anggotanya untuk mendirikan shclat, menegakkan hukum-hukum Allah da menjaga nilai-nilai moral.
"ولذكر الله اكبر والله نكلم ماتصنعون… Dan sesungguhnya mengingat Allah (sholat) adalah lebih besar (keutamaanya daripada ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan...."(al-Ankabuut; 45)
  1. Memberikan takaaflil ijtima'I (santunan sosial) kepada para anggota, sehingga tidak: terjadi kesenjangan sosial yang menimbulkan rasa dengki dan perbedaan strata sosial yang merusak, pemberian santunan itu dapat dilakukan dengan cara pembayaran zakat orang-orang kaya kepada para karyawan yang miskin sehingga tumbuh rasa kasih sayang dan perhatian karena dalam harta orang kaya terdapat hak orang miskin. Firman Allah,
".. niscaya mereka mendirikan sholat, menunaikan zakat,..." (al-Hajj; 41)
  1. Mempunyai power 'pengaruh' yang dapat memerintahkan dan mencegah karena seorang pemimpin harus melakukan control 'pengawasan' aias pekerjaan anggota, meluruskan kekeliruan, serta mengajak mereka untuk berbuat kebaikan dan mencegah kemunkaran. "... menyuruh berbuat yang ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang munkar.... " (al-Hajj;41)
  2. Tidak membuat kerusakan di muka bumi, serta tidak merusak ladang, keturunan, dan lingkungan Selain itu juga t'dak merusak hubungan dengan abli dzimmi, mempermainkan kaum yang lemah, bersaing dengan tidak sehat menipu sesama mitra usaha, serta mengutamakan produk-produk yang tidak baik dan moral yang tidak mulia. Allah telah mengancam pemimpin yang tidak baik dengan fimian-Nya,
"Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanaman-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan." (al-Baqarah; 205)
  1. Mau mendengar nasehat dan tidak sombong karena nasehat dari orang yang ikhlas jarang sekali kita peroleh. Oleh sebab itu, Allah mengecam orang yang sombong dan berfirman
واذ قـل له اتق الله اخذته العزة بالاثم فحسبه جهنم ولبئس المهاد
"Dan apabila dikatakan kepadanya, ; Bertaqwalah kepada Allah’ bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahannam. Dan sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya" (al-Baqarah; 206).
  1. Penutup
Sebagai penutup, ada tiga hal yang perlu kita renungkan dalam rangka mewujudkan impian kita agar Madrasah Ibtidaiyah menjadi pusat unggulan di bidang pendidikan yaitu:
Pertama ; [1]والذين جاهدوا فينا لنهديهم سبلنا Maksudnya: hanya orang-orang yang sungguh-sungguh berusaha yang akan mendapat kemudahan menuju kesuksesan. Ayat ini senada dengan ayat lain:
إن الله لا يغير ما بقيم حتى يهير وا ما بأنفسهم[2]
Maksudnya: Allah hanya akan merubah kondisi kaum muslimin dari kualitas yang kurang baik menjadi yang terbaik apabi'.a rnereka mau bekerja keras.
Yang Kedua Rasulullah bersabda:
إن الله يحب إذا عمل أحدكم عملا أن بتقنه – رواه البيهقي
Sesungguhnya Allah senang apabila seseorang diantara kalian bekerja secara profesional. Profesionalisme dalam menangani dunia pendidikan mutlak diperlukan.

Ketiga, Rasulullah saw bersabda:
ومن كان يومه خيرا من أمسه فهو رابح
ومن كان يومه مثل أمسه مخدوع
ومن كان يومه شرا من ‌‌أمسه فهو ملعون
Apabila seseorang saat ini lebih baik dari pada kemarin, berarti ia beruntung
Apabila ia tetap sama seperti kemarin berarti tertipu
Apabila lebih jelek dari kemarin ia akan mendapat laknat

Hadis ini bila dikaitkan dengan lembaga pendidikan kita maka akan dapat berarti: Apabila Madrasah Ibtidaiyah yang kita pimpin pada hari ini, bulan ini, tahun ini lebih baik gedungnya, lebih lengkap fasilitasnya dan lebih baik pelayanan akademis dan non akademisnya lebih baik siswanya maka Madsarah Ibtidaiyah ini berarti sukses. Apabila hari ini, bulan ini, tahun ini sama gedungnya, tidak bertambah fasilitasnya dan pelayanan akademis dan non akademisnya tidak ada peningkatan serta siswanya tidak lebih berkualitas maka Madrasah Ibtidaiyah ini merugi karena tidak dapat mengambil pelajaran dari pengalaman masa lalu.Apabila hari ini, bulan ini, tahun ini gedungnya tambah kurang terawat, fasilitasnya tambah banyak yang rusak dan tidak layak pakai, pelayanan akademis dan non akademisnya tambah kurang simpati serta siswanya makin tidak berkualitas maka Madrasah Ibtidaiyah ini ini akan ditinggalkan masyarakat.
Akhirnya, mari kita doakan semoga Madrasah Ibtidaiyah yang sedang kira pinipin tambah lama tambah berbenah diri baik fisik maupun pelayanannya. Semoga guru-guru, tenaga tatausaha, tukang kebun dan semua yang ikut memikirkan pendidikan di tempat masing-masing diberi keberkahan hidup dan semua dosa diampuni oleh Allah swt, amin.

Pustaka Acuan

Harefa, Andrias
2010 Mindset Therapy: Terapi Pola Pikirlentang Makna Learn, Unlearn. dan
Relearn. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Kartajaya, Hermawan
2001 Marketing Plus 2000: Siasat Memenangkan Persaingan Global. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
Program Pascasarjana Universitas Indonesia
1999 Buletin Program Pascasarjana Universitas Indonesia. Jakarta: UI press.
Shihab, Alwi.
2003 "Loncatan Progresif Qatar" dalam Duta Masyorakat, Kamis 23
Oktober2003.
Tampubolon, Daulat P.
2001 Perguruan Tinggi Bermutu: Paradigma Bant Manajemen Pendidikan TinggiMenghaaapi Tantangan Abad ke-21. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Taufiq, Ali Muhammad
2004 PrakiekManajemen Berbasis Al-Que 'an. Jakarta: Daar Ghariib
European Leage
1985 University Microfilms International (UMI) Dissertation Information Service. New York: NY Press.


[1] Al-ankabut ayat 69
[2] Ar-ra’du ayat 11

No comments:

Post a Comment